Supermarket di Yordania Labeli Produk Pro Israel, Resign dari Perusahaan Terboikot

Welcome Sobat Togel Gajahtoto di Portal Ini! : Bandar togel online terpercaya Indonesia Nomor #1 menang berapapun pasti di bayar !!

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN — Warga Yordania memboikot berbagai perusahaan Amerika Serikat (AS) yang dianggap pro-Israel. Seperti yang Anda ketahui, ketika Israel terus membantai warga Palestina, kampanye boikot meningkat di Timur Tengah dan sekitarnya. Supermarket di Yordania Labeli Produk Pro Israel, Resign dari Perusahaan Terboikot

Di Yordania, banyak orang berhenti membeli berbagai produk Amerika dan Eropa karena mereka mengatakan mendukung Israel secara finansial atau memiliki sikap pro-Israel. Starbucks dan McDonald’s di ibu kota Yordania, Amman, hampir kosong.

Jadi di supermarket Shooneez di Amman terdapat dua jenis label pada setiap produk. Label pertama menunjukkan harga, kemudian ada label merah yang memberi peringatan kepada pelanggan jika produk tersebut masuk daftar boikot. Miliarder Jim Ratcliffe Bakal Beli 25% Saham Manchester United, Segini Nilainya

“Hati-hati. Produk-produk ini akan diboikot. Pilihanmu,” tulis label merah tersebut, seperti dilansir The World, Selasa (5/12/2023).

Dijelaskan, gerakan memboikot produk Israel dan pendukung Israel bukanlah hal baru di Tanah Air. Namun, gerakan tersebut kini mendapatkan pendukung baru di berbagai negara di Timur Tengah dan sekitarnya. Sejak awal perang antara Israel dan Hamas.

Dikatakan bahwa pada tanggal 7 Oktober, pejuang Hamas menyerang Israel selatan, menyandera lebih dari 200 orang dan membunuh 1.400 orang. Sebagai tanggapan, militer Israel melancarkan pemboman agresif lainnya di Gaza, menewaskan lebih dari 20.000 orang dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur di sana.

Rania Zeid, yang berbelanja di Amman, mengaku biasa membelikan coklat, sepatu kets, dan nescafe untuk anak-anaknya. Tidak lagi setelah dimulainya perang.

READ  Kemenkeu Tetap Waspadai Risiko Global Jaga Surplus Neraca Dagang

Zeid mengatakan, setiap kali berbelanja, dia melihat kemasannya. Jadi kalau dikatakan produknya buatan AS atau Eropa, dia tidak akan membelinya.

“Meski sederhana dan kecil, itu yang bisa kami lakukan. Dengan begitu pikiran kita bisa tenang bahwa kita tidak mendukung perang,” ujarnya.

Banyak orang di Yordania, negara Arab lainnya, mengatakan perang Israel di Gaza tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, tempat banyak perusahaan besar di negara tersebut bermarkas. Baik McDonald’s maupun Starbucks telah mengeluarkan pernyataan untuk mencoba menjauhkan diri dari konflik ini.

Namun dampaknya kecil di Yordania. Hassan Abu Qaud adalah manajer toko di Marouf Cafe di Amman.

Ia mengaku berhenti dari pekerjaannya di Starbucks sekitar tiga minggu lalu karena tidak bisa lagi bekerja di perusahaan yang menurutnya berpandangan pro-Israel.

“Saya ingin pergi karena saya merasa harus melakukan sesuatu untuk melakukan boikot demi mendukung rakyat Palestina juga,” ujarnya. Supermarket di Yordania Labeli Produk Pro Israel, Resign dari Perusahaan Terboikot

Mantan rekannya mengatakan kepadanya bahwa penjualannya turun secara signifikan. Kini karyawan di sana juga mempertimbangkan untuk hengkang.

Pergeseran perilaku konsumen ini membawa beberapa manfaat bagi bisnis lokal. Anas Abu Ode, pemilik perusahaan kopi Marouf, mengatakan penjualannya meningkat sebesar 30 persen sejak perang dimulai.

“Jadi kita tambah karyawan, kita tambah inventaris. “Kami sebenarnya menambah 100 karyawan lagi pada periode itu,” ujarnya.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *