Pupuk Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Clean Ammonia

Welcome Sobat Togel Gajahtoto di Website Kami! : Bandar togel online terpercaya Indonesia Nomor #1 menang berapapun pasti di bayar !!

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mendukung komitmen global pada konferensi tingkat tinggi PBB untuk mengurangi emisi karbon global sebagai Conference of the Parties (COP28) ke-28. Hal tersebut disampaikan Rahmad dalam sesi diskusi bertema Clean Ammonia di Paviliun Indonesia, Dubai, Selasa (15/12/2023). Pupuk Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Clean Ammonia

Dalam kesempatan tersebut Rahmad mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia saat ini menjadi pemain terdepan amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Pupuk Indonesia menguasai empat persen produksi amonia global atau sekitar tujuh juta ton per tahun, yang seluruhnya merupakan amonia abu-abu atau masih menghasilkan emisi karbon.

“Jadi cita-cita kami saat ini adalah melakukan dekarbonisasi pada bisnis yang sudah ada, sekaligus mengembangkan bisnis baru yaitu amonia bersih,” kata Rahmad dalam siaran persnya. Ganjar Creasi Gelar Pelatihan Bikin Bubur California Bareng Petani

Tujuan utama pengembangan amonia bersih, lanjutnya, adalah menciptakan industri kimia dan pupuk rendah karbon. Sejalan dengan komitmen global, Rahmad mengatakan Pupuk Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon secara signifikan yakni sebesar 1,55 juta ton atau melampaui target sebesar 1,21 juta ton pada tahun 2023.

Pengurangan ini berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, penggunaan energi terbarukan, co-firing biomassa, solusi berbasis alam, dan revitalisasi sejumlah pabrik pupuk, kata Rahmad.

Sejalan dengan inisiatif ini, Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah serta emisi karbon nol di masa depan. Amonia bersih terdiri dari amonia biru dan amonia hijau. Dan dalam jangka panjang, metanol hijau akan berkembang.

READ  Pengelola Infrastruktur Publik Diminta Sediakan Tempat Promosi Bagi UMKM

Menurutnya, pengembangan amonia bersih sejalan dengan potensi Indonesia sebagai pusat Carbon Capture Storage (CCS). Pasalnya penerapan teknologi CCS di Indonesia berpotensi memenuhi 4,3 giga ton batu bara. Pupuk Indonesia juga terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela.

CCS sendiri merupakan teknologi yang mampu menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya di tempat penyimpanan. Emisi karbon tersebut kemudian disalurkan dan disuntikkan ke sumur minyak dan gas tua untuk meningkatkan produksi.

Selain teknologi CCS, pengembangan amonia bersih di Indonesia juga didukung oleh potensi energi terbarukan sebesar 3.700 giga watt yang terbesar berasal dari energi surya. Energi ramah lingkungan inilah yang menjadi sumber utama produksi hidrogen hijau yang dapat diubah menjadi amonia hijau oleh Pupuk Indonesia.

“Pupuk Indonesia memiliki sumber daya yang memadai untuk pengembangan amonia bersih. Berdasarkan fasilitas yang ada untuk mengubah hidrogen hijau menjadi amonia hijau, keahlian dan pengetahuan dalam produksi amonia, pengalaman dalam pengelolaan dan distribusi amonia, hingga memiliki Zona Industri Hijau di Lhokseumawe. Aceh,” kata Rahmad.

Dengan potensi dan keahlian tersebut, lanjutnya, Pupuk Indonesia telah menyiapkan jalur pengembangan amoniak yang bersih. Pada tahun 2023-2025, Pupuk Indonesia akan menyusun rencana dan keputusan investasi akhir (FID) untuk pengembangan amonia biru dan amonia hijau. Pada tahun 2026, pembangunan pabrik amonia bersih akan dimulai di Jawa Timur dan Aceh. Pada tahun 2028, perusahaan ini akan mulai mengoperasikan pabrik amonia hijau skala kecil. Dan pada tahun 2030 akan mulai mengoperasikan pabrik amonia biru dan menggunakan teknologi CCS. Pupuk Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Clean Ammonia

Perkembangan amoniak bersih akan semakin besar pada tahun 2050. Pupuk Indonesia diperkirakan akan meningkatkan produksi amoniak dari 7 juta ton per tahun pada tahun 2023 menjadi 12,9 juta ton per tahun pada tahun 2050.

READ  Janji-Janji di COP28 Tak Cukup Batasi Pemanasan Global hingga 1,5 Derajat Celcius

Menurut Rahmad, mengembangkan ekosistem yang mendukung amonia bersih sangatlah penting. Sebab selain untuk menunjang fleksibilitas pasokan bahan baku pupuk, amonia bersih juga diperlukan sebagai sumber energi bersih untuk masa depan. Namun dalam perkembangannya terdapat sejumlah tantangan, seperti kepastian peraturan, kelayakan ekonomi, teknologi dan infrastruktur pendukung.

“Oleh karena itu, kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan amonia bersih di Indonesia. Berdasarkan kerja sama untuk mengembangkan energi terbarukan yang mudah diakses, teknologi, fasilitas CCS, logistik, termasuk kerja sama dengan calon pembeli,” kata Rahmad.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *