Nyamuk Sudah Kebal, Kemenkes Sebut Fogging untuk Cegah DBD Percuma

Selamat datang Sobat Togel Gajahtoto di Situs Kami! : Bandar togel online terpercaya Indonesia Nomor #1 menang berapapun pasti di bayar !!

Suara.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat menghindari penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui pengasapan atau fogging yang sembarangan karena dapat membuat nyamuk kebal terhadap disinfektan. Nyamuk Sudah Kebal, Kemenkes Sebut Fogging untuk Cegah DBD Percuma

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI. Dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, kabut terdiri dari disinfektan yang dapat membunuh serangga, dan nyamuk yang terus-menerus terpapar disinfektan di dalam tubuhnya akan menjadi resisten sehingga tidak bisa dihilangkan hanya dengan mengandalkan kabut.

“Ini bukan mutasi virus. Nyamuk menjadi kebal karena lama kelamaan insektisida menjadi kebal terhadap nyamuk,” kata Maxey di Jakarta beberapa waktu lalu.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang “dibawa” oleh nyamuk Aedes Aegypti dan ditandai dengan gejala yang khas seperti demam tinggi tanpa gejala lain, batuk, pilek atau sesak nafas. Terpopuler Kesehatan: Waspada Bakteri Superbug Melanda Dunia, Gas Air Mata Bisa Ganggu Kinerja Otak

Maxey membantah kabut bisa menyebabkan virus demam berdarah bermutasi dan memperburuk demam berdarah. Namun Maxey menegaskan, berteriak tanpa arah adalah usaha yang sia-sia. Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti (Freepik/jcomp)

Jadi fogging itu sebenarnya dilakukan setelah petugas melakukan kajian epidemiologi. Jadi dipastikan ada kasus DBD baru, lalu ada jentik. Baru setelah itu fogging bisa dilakukan dalam radius 100 meter, jelas Maxey.

Sementara itu, fogging tanpa alasan apa pun juga dilarang, apalagi jika di kawasan tersebut tidak ada warga yang mengidap DBD.

READ  Waspada! Kenali Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronis

“Di sana berkabut, tidak ada yang sakit, (tidak ada kabut),” pungkas Maxey.

Sementara itu, daripada gusar, Maxi menyarankan beberapa langkah pencegahan demam berdarah berikut ini.

1. Pemusnahan jentik nyamuk

Nyamuk Aedes Aegypti dapat bertelur dan bertahan hidup di air tawar. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih yang dapat menjadi wadah dan tempat berkembang biaknya nyamuk pembawa virus demam berdarah.

Contohnya adalah air di AC, air di belakang lemari es, dan tangki air yang tidak tertutup rapat. Sehingga menurut Maxey, area sekitar rumah ini harus diwaspadai karena bisa menjadi cikal bakal nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus demam berdarah.

2. Jumantik

Jumantik atau petugas pengendalian nyamuk adalah petugas lingkungan khusus yang secara sukarela melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) serta melaporkan dan membasmi nyamuk. Nyamuk Sudah Kebal, Kemenkes Sebut Fogging untuk Cegah DBD Percuma

Jika tidak ada tim Jumantik, maka minimal setiap rumah bertanggung jawab atas 4 rumah depan, belakang, samping kanan dan kiri ditambah rumahnya masing-masing untuk menghindari jentik nyamuk.

3. Dapatkan vaksinasi terhadap demam berdarah

Setelah memakan waktu hingga 15 tahun untuk mengembangkan vaksin demam berdarah Qdenga, kini vaksin tersebut telah tersedia untuk umum dan bahkan dapat digunakan pada anak-anak berusia antara 6 dan 45 tahun. Dengan 2 suntikan di antaranya dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap demam berdarah dan mengurangi risiko kematian hingga 90 persen.

Vaksin demam berdarah juga akan membantu kampanye 3M, khususnya mengosongkan tangki air, menutup tangki air, dan mendaur ulang produk yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti. Kemudian diganti dengan vaksin DBD 3MPlus yang dapat menyebabkan tubuh syok bahkan kematian karena pendarahan.

READ  Kabar Baik, BPOM Beri Izin Edar Vaksin Pneumonia untuk Bayi 6 Minggu

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *